Anda pasti sudah merasa tak asing lagi dengan istilah toxic friend atau toxic family, yang berarti teman atau keluarga ‘beracun’, alias baik di depan tetapi buruk di belakang. Dalam dunia kerja, ternyata juga ada istilah toxic employee. Berbeda dengan racun yang lainnya, toxic employee jelas lebih merugikan dan menjadikan lingkungan kerja menjadi kurang sehat.
Apa Itu Toxic Employee?
Toxic employee adalah karyawan yang memiliki aura negatif dan memberikan efek buruk dalam lingkungan kerja. Biasanya, karyawan toxic dapat terlihat baik-baik saja di depan, namun saat di belakang bos atau rekan kerja lain, mereka melancarkan seribu jurus untuk kepentingan pribadinya tanpa menghiraukan apakah hal tersebut dapat merugikan orang lain atau tidak.
Mereka mungkin mengganggu, agresif, atau tidak bahagia dan membuat orang-orang di sekitarnya merasakan hal yang sama. Hal ini dapat menciptakan suasana permusuhan atau suasana negatif yang menyulitkan orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka. Dalam beberapa kasus, karyawan beracun mungkin perlu dikeluarkan dari tempat kerja untuk melindungi kesejahteraan mental dan emosional rekan kerja mereka.
Kerugian dari Toxic Employee
Seperti halnya buah apel segar yang dapat ikut busuk karena diletakkan di sebelah apel yang busuk, begitu juga dengan toxic employee. Pegawai yang rajin dan setia pada perusahaan, dapat berubah menjadi negatif saat berdekatan dengan karyawan toxic. Mari kita simak berbagai kerugian yang dapat disebabkan oleh karyawan ‘beracun’ di dalam perusahaan:
1. Membuat Lingkungan Kerja Tidak Sehat dan Tidak Kondusif
Toxic employee di perusahaan bisa mempengaruhi karyawan lainnya yang sebelumnya bekerja dengan semangat dan serius. Karena mereka akan terus mengeluh, berdebat secara negatif serta suka menolah perintah dari atasan sehingga membuat karyawan lain merasa tidak nyaman ataupun senang dengan lingkungan kerja. Secara otomatis, lingkungan kerja yang tadinya harmonis dapat berubah menjadi tidak kondusif.
2. Mengurangi Produktivitas Kerja
Bagaimana karyawan lain dapat bekerja dengan baik jika ada rekan kerja mereka yang hobi terlambat dan sering izin atau memperpanjang jam makan siang seenaknya? Hal ini dapat menular ke karyawan lain dan dapat menyebabkan produktivitas kerja berkurang.
3. Menyebabkan Manajemen Berantakan
Terdapat banyak kejadian dimana manajemen perusahaan menjadi berantakan karena terdapat toxic worker yang diam-diam menyerang dari bagian dalam manajemen. Biasanya mereka akan mempengaruhi karyawan lain untuk menentang atau melawan leader atau atasan mereka.
4. Menyebabkan Karyawan Lain Resign
Tidak sedikit karyawan toxic yang bermasalah dengan perusahaan, tidak ingin resign dari perusahaan sendirian. Biasanya mereka akan menghasut karyawan lain untuk ikut resign dengan cara menjelek-jelekkan perusahaan tempatnya bekerja. Hal ini tentu sangat merugikan bagi pihak perusahaan karena tidak mudah untuk mencari karyawan pengganti dalam waktu yang singkat.
5. Meningkatkan Stres di Lingkungan Kerja
Percaya atau tidak, saat berdekatan dengan karyawan toxic yang penuh atmosfer negatif, emosi orang lain di sekitarnya juga dapat ikut berdampak. Mood yang positif menjadi terkuras, dan memunculkan stres dan rasa malas di dalam lingkungan kerja.
Ciri-ciri Toxic Employee
Sayangnya, toxic worker sering kali sulit untuk terdeteksi di awal perekrutan karena umumnya mereka lihai dalam bersandiwara. Tetapi ada beberapa red flag yang dapat Anda gunakan sebagai acuan untuk mengenali toxic employee seperti berikut ini:
1. Pesimis
Ketika diberikan tugas, karyawan toxic selalu bersikap pesimis dan menunjukkan ketidakbahagiaan. Mereka cenderung banyak mengeluh dan selalu memberikan komplain karena merasa deskripsi pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Serta menyimpulkan di awal kalau rencana yang telah dibuat tidak akan berhasil dikerjakan, adalah beberapa sikap pesimis yang biasanya menjadi ciri dari karyawan toxic.
2. Duri Dalam Daging
Walau tampak manis di depan, sering memberikan kudapan di kantor, hingga sering membayari makan siang karyawan lain. Tetapi di belakangnya, toxic employee memiliki hobi untuk membocorkan rahasia dan membicarakan tentang orang lain.
3. Tidak Menyelesaikan Masalah
Gemar membuat kesalahan, tetapi menolak untuk memperbaikinya bahkan cenderung menyalahkan orang lain juga dapat menjadi salah satu ciri toxic employee. Jika terus terjadi, jelas hal ini akan merugikan karyawan lainnya dan juga perusahaan.
4. Egosentris
Ciri karyawan toxic selanjutnya adalah selalu menjadikan dirinya sebagai pusat dari segalanya. Ia menuntut semua orang untuk mengikuti dan menyesuaikan diri dengan standarnya. Hal ini sudah tentu dapat menyebabkan karyawan lain merasa risih ketika bekerja.
5. Tidak Dapat Mengontrol Emosi
Selalu mengkritik maupun marah tanpa sebab, mengomel akan hal yang tidak jelas seharian, hingga mengumpat atau berkata kotor di tempat kerja. Menandakan bahwa karyawan tersebut penuh dengan energi negatif. Dampaknya, hal ini dapat dirasakan dalam seluruh ruangan dan menjadikan mood karyawan lain menjadi berantakan.
6. Suka Bergosip
Tidak dapat dipungkiri, di dunia kerja selalu ada gosip-gosip berseliweran, baik tentang sesama rekan maupun atasan. Tetapi kalau ada karyawan yang sangat suka bergosip bahkan cenderung tertarik untuk menyebarkan rumor negatif, maka ia perlu untuk lebih diperhatikan dan diwaspadai.
7. Terlalu Banyak Menuntut
Karyawan toxic akan merasa gaji yang diberikan kurang, ingin mendapat fasilitas kendaraan, menuntut ruangan kerja individu, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat membuat karyawan lain yang tadinya merasa baik-baik saja, menjadi ikut banyak protes. Padahal belum tentu karyawan tersebut layak untuk mendapatkan fasilitas terbaik, semua tentu harus disesuaikan dengan porsi kerja, performa kerja dan jabatan yang dimiliki.
Tipe-tipe Toxic Employee
Penting sekali untuk mengetahui tipe-tipe toxic employee supaya Anda dapat memilih solusi terbaik untuk mengatasinya:
· Si Pemalas
Saat ada kerja lapangan yang selalu bersantai-santai, jarang mengikuti rapat, hingga membebankan pekerjaan mereka ke rekan kerja dalam satu tim. Hal ini merupakan ciri dari seorang pegawai pemalas.
· Si Pembuli
Gemar mengomentari tentang fisik orang lain, merendahkan rekan kerja, atau suka mengatai dengan hal yang tak pantas adalah karaktek dari karyawan si pembuli. Karakter ini wajib untuk diberantas dari lingkungan kerja karena dapat merusak mental orang lain yang bekerja bersama dengan Si Pembuli ini.
· Si Penggosip
Tiada hari tanpa menggunjingkan orang lain, mulai dari atasan hingga office boy dalam perusahaan dapat menjadi sasarannya. Berhati-hatilah, karena karyawan seperti ini akan mengganggu kestabilan kerja di kantor dan dapat memberikan pengaruh negatif dalam lingkungan kerja maupun sesama rekan kerja.
· Si Penyendiri
Terdapat juga toxic employee yang selalu ingin melakukan semuanya sendiri. Meski terkesan tidak bermasalah, tetapi karyawan seperti ini dapat mengurangi kekompakan antar tim di dalam kantor.
· Si Emosional
Bila terdapat karyawan yang selalu marah-marah setiap diingatkan, sering mendebat ketika rapat, hingga menentang klien secara terang-terangan, sudah jelas ia adalah tipe toxic worker yang harus dibasmi.
· Si Tahu Segalanya
Setiap perusahaan tentu memiliki aturannya sendiri. Bukan berarti karyawan yang sudah berusia matang atau punya pendidikan yang tinggi memiliki hak untuk mengatur segalanya sesuai dengan keinginan pribadi. Terlebih bila sampai menolak perintah dari atasan karena merasa dirinya lebih tahu akan segala hal. Toxic worker ini jelas dapat membahayakan perusahaan ke depannya.
Cara Mencegah Perekrutan Karyawan Toxic
Menyembuhkan luka memang lebih sulit dibandingkan mencegahnya. Jadi daripada mengurusi karyawan toxic yang telah terlanjur menjadi bagian dari timmu, jauh lebih baik mencegah mereka masuk pada saat proses perekrutan karyawan. Berikut beberapa caranya:
1. Konfirmasi Karakter Kandidat dari Perusahaan Sebelumnya
Tidak ada salahnya meminta informasi kepada perusahaan sebelumnya tentang karakteristik dari calon karyawan baru, apalagi kalau posisi yang dilamar cukup tinggi dan membawahi karyawan lain.
2. Mengajukan Pertanyaan Sulit dan Menjebak
Ternyata, pertanyaan-pertanyaan tidak terduga dapat membuka kepribadian seseorang. Cara ini dapat dilakukan untuk mengetahui seperti apa sejatinya karakter dari calon karyawan baru tersebut.
3. Tanyakan Hal yang Tidak Disukai dari Pekerjaan Sebelumnya
Bila kandidat cenderung menyalahkan dan menjelekkan pekerjaan sebelumnya, ini dapat menjadi tanda nyata bahwa ia merupakan toxic employee. Jawaban ini sangat tidak bijaksana dan mencerminkan karakter seseorang yang gemar lari dari tanggung jawab.
4. Tanyakan Saat Terbaik dalam Pekerjaan Sebelumnya
Karyawan toxic mungkin berpikir dengan menjelekkan pekerjaan sebelumnya, mereka akan dapat menarik simpati dari perusahaan baru, tempatnya melamar kerja. Tetapi justru sebaliknya, calon karyawan yang tidak memiliki impresi positif tentang pekerjaan sebelumnya menunjukkan bahwa ia tidak serius dalam bekerja.
5. Cari Tahu Kebenaran Keberhasilan Kerja Sama dalam Tim
Saat proses rekrutmen, biasanya akan terdapat sesi bekerja secara berkelompok. Dari sini, Anda dapat mencoba mencari tahu, siapa yang benar-benar berperan aktif dan siapa yang hanya menumpang dan membebankan semua hal kepada calon karyawan lainnya.
6. Perhatikan Penampilan dan Bahasa Tubuh
Penampilan dan bahasa tubuh sangat mencerminkan kepribadian dari seorang calon karyawan. Seseorang yang tampil berlebihan atau terlalu santai, serta memiliki gestur yang tidak menghargai orang lain, patut untuk diwaspadai.
Akhir kata, mengubah karakter seorang karyawan toxic tidak semudah membalikkan telapak tangan. Maka dari itu, perhatikan selalu setiap karyawan yang bekerja di dalam perusahaan dan sedapat mungkin lebih selektif dalam memilih calon karyawan dalam proses rekrutmen, sebelum Anda menyesalinya di kemudian hari.