Dunia bisnis semakin cepat berubah saat ini. Maka dari itu dibutuhkan talenta digital agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan pasar yang terus tumbuh. Perusahaan pun secara khusus membutuhkan kandidat kerja digital talent untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi.
Namun, yang terjadi untuk saat ini adalah Indonesia kekurangan talenta digital. Mereka ada, tapi sangat sedikit. Sebelumnya mari simak pengertian talenta digital berikut.
Apa Itu Talenta Digital?
Talenta digital atau digital talent adalah merupakan orang-orang tech-savvy yang memahami serta menguasai teknologi, mereka juga memiliki ilmu dan pengetahuan luas mengenai bisnis. Oleh karena itu, mereka merupakan orang yang tepat dalam membantu perusahaan menghadapi perubahan digital yang terus terjadi.
Sementara itu, setiap pebisnis memang harus menghadapi perubahan digital agar usahanya tetap berjalan.Sekaligus agar bisa bersaing dengan kompetitor di pasaran. Akan tetapi, kenyataannya cukup sulit untuk mencari para digital talent tersebut. Apa sebabnya?
Alasan Indonesia Kekurangan Talenta Digital
Di Indonesia terbilang masih cukup sulit untuk menemukan digital talent, berikut penyebabnya:
Kesulitan Integrasi Talenta Digital
Dalam bisnis digital, perusahaan biasa membuat sistem untuk pekerjanya, agar nyaman bekerja dari rumah. Namun, kadang perusahaan tak memastikan apakah talenta digital mereka dapat bekerja dengan cara terintegrasi.
Hal tersebut menjadi kendala yang biasa terjadi saat kerja remote. Ketika karyawan bekerja jarak jauh, interaksi sulit dilakukan secara efektif. Berbeda dengan datang ke kantor serta bertatap muka.
Kurangnya Training Skill Digital
Digital talent shortage juga bisa terjadi karena tidak ada training di perusahaan. Apalagi, digital skill di antara seorang karyawan dan lainnya tentu berbeda, bahkan perbedaannya signifikan.
Hampir lima puluh persen perusahaan belum serius mengelola karyawan digital talent di tempat mereka. Artinya, mereka yang berpotensi pun belum bisa dioptimalkan karena kurangnya pelatihan.
Tidak Tahu Pentingnya Peran Talenta Digital
Apabila perusahaan memiliki target untuk merekrut para talenta digital, tentulah penting untuk memahami apa peranan mereka. Terutama, dalam mengikuti perubahan digital yang terus terjadi.
Namun, seringkali hal tersebut tidak berhasil dikomunikasikan oleh perusahaan kepada para karyawannya. Yang menyebabkan karyawan tidak mengerti bahkan tak tertarik dengan perusahaan, sehingga berujung Indonesia kekurangan talenta digital.
Proses Rekrutmen Ketinggalan Jaman
Banyak perusahaan masih menerapkan rekrutmen secara tradisional yang mana ketinggalan zaman. Dulu, dalam persaingan mencari pekerjaan, kompetisinya rendah dan banyak kandidatnya. Sedangkan sekarang, kompetisinyatinggi dan semakin sedikit kandidatnya.
Sebab, bukan hanya perusahaan yang selektif, tapi talenta digital juga sama selektifnya dalam memilih pekerjaan. Karena itu, perusahaan perlu mengubah cara rekrutmen sehingga lebih banyak kandidat tertarik.
Deskripsi Pekerjaan Tidak Jelas
Global talent shortage yang terjadi, terutama di Indonesia, bisa juga disebabkan oleh tidak jelasnya deskripsi pekerjaan. Jobdesk juga menjadi bagian dari marketing untuk menarik kandidat talenta digital.
Namun, sejumlah perusahaan belum berhasil dalam menyampaikan deskripsi tentang jobdesk tersebut. Kebanyakan masih menjelaskan jobdesk secara tradisional, ambigu, serta tidak spesifik. Bahkan ada yang hanya menjelaskan kualifikasi karyawan yang dicari.
Proses Rekrutmen yang Rumit
Proses rekrutmen untuk mencari talenta digital kadang sangatlah rumit. Memang benar kalau karyawan tersebut nantinya harus terbiasa bekerja keras sesuai jobdesknya. Namun, bukan berarti proses rekrutmennya juga dibuat sulit.
Kadang prosesnya lama atau kandidat harus mencantumkan informasi yang sama berulang kali. Belum lagi ada halaman error 404, kuesioner yang panjang, atau link yang rusak. Hal-hal tersebut membuat kandidat tak lagi berminat.
Ekspektasi Perusahaan Tidak Masuk Akal
Perusahaan maunya mendapat karyawan yang sempurna. Kenyataannya, setiap kandidat tidak mungkin bisa seratus persen sempurna memenuhi kualifikasi. Sudah begitu, kualifikasi yang diminta juga tidak realistis, sehingga perusahaan sendiri yang kesulitan mendapat karyawan.
Tak perlu mencari kandidat sempurna, tapi carilah yang mau dan bisa belajar sampai menjadi karyawan yang baik. Fokuslah pada kekuatan karyawan daripada kelemahannya.
Lemahnya Branding Perusahaan
Banyak talenta digital Indonesia yang tidak menyadari keberadaan sebuah perusahaan karena brandingnya yang lemah. Sebab, ada begitu banyak perusahaan yang bersaing dalam skala nasional bahkan global. Perusahaan dengan nama besarlah yangpasti langsung dikenali.
Maka dari itu, penting untuk membangun reputasi secara online untuk perusahaan Anda. Dengan begitu, kandidat talenta akan lebih mudah menemukannya, terutama lewat pencarian Google.
Tidak Menargetkan Kandidat Pasif
Kandidat pasif biasanya adalah mereka yang sudah merasa puas dengan kariernya. Jadi seakan-akan sudah jelas kalau mereka tidak aktif mencari pekerjaan baru. Tapi, sebenarnya mereka tetap tertarik dengan kesempatan yang mungkin mendatangi mereka.
Penting untuk diingat bahwa kandidat pasif menunggu kesempatan datang kepada mereka, alih-alih mencari pekerjaan baru tersebut. Maka dari itu, perusahaan juga harus jeli mencari kandidat pasif yang jumlahnya tidak sedikit di antara pencari kerja.
Salah Target Audiences
Saat mencari digital talent Indonesia maka perusahaan perlu menetapkan target audiens. Dari sisi perusahaan, target audiens adalah setiap individu dengan kualifikasi, skill dan pengalaman kerja yang sesuai untuk posisi tertentu.
Jadi, pastikan dahulu apa peranan dan tugas mereka nanti di tempat kerja. Lalu, dalam wawancara, tanyakan apa motivasi dan skill yang mereka miliki untuk membantu mereka sukses mengerjakan job role tersebut.Jangan sampai salah mencari target audiens.
Tidak Berfokus ke Pengalaman Rekrutment
Banyak perusahaan mengabaikan pengalaman seorang kandidat dalam rekrutmen, dan hanya fokus mencari karyawan saja. Padahal penting untuk memberikan pengalaman yang baik saat rekrutmen.
Coba perhatikan apakah banyak kandidat yang merasa bingung saat rekrutmen. Pengalaman rekrutmen yang buruk bisa memengaruhi seorang calon talenta digital. Kandidat tersebut juga akan bercerita ke orang lain bahwa mereka tidak suka dengan sistem rekrutmen perusahaanmu.
Jangkauan Kandidat Tidak Efektif
Kendala berikutnya dalam mencari talenta digital adalah jangkauan kandidat tidak efektif. Jangkauan berarti bagaimana cara perusahaan menghubungi calon karyawan high-quality. Salah satu kesalahan paling umum yaitu hanya menggunakan satu channel komunikasi, misalnya email atau LinkedIn saja.
Sementara, jangkauan kandidat yang baik adalah dengan menggunakan banyak channel. Cara ini dapat membantu Anda untuk menjangkau kandidat di platform dan channel yang biasa mereka gunakan. Jadi, talenta digital yang dicari akan mudah melihat pesan Anda dan meresponnya.
Gagal Follow Up Kandidat
Tidak setiap kandidat yang Anda hubungi akan langsung merespon begitu mereka menerima pesan pertama yang Anda kirimkan. Di sinilah pentingnya proses follow up yang efektif. Caranya yaitu dengan mengirim pesan yang berisi bahwa perusahaan tertarik mengadakan wawancara dengan kandidat tersebut.
Kemudian, setelah beberapa hari, kirim pesan follow up untuk memberitahu kandidat bahwa perusahaan masih tertarik merekrut mereka. Lalu, tunggu beberapa hari dan beritahu kandidat bahwa perusahaan selalu terbuka untuk menerima mereka kapan pun mereka siap.
Akhir Kata
Itulah hal-hal yang menyebabkan Indonesia kekurangan talenta digital. Dengan mengetahui penyebabnya, Anda dapat mencari solusi terbaik, sehingga ada kesempatan lebih besar untuk merekrut talenta digital yang sesuai dengan kualifikasi.