Mengembangkan potensi karyawan dapat berdampak positif bagi kemajuan perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan rotasi pekerjaan. Saat diberikan tanggung jawab yang berbeda, maka karyawan akan menghadapi tantangan baru. Otomatis, karyawan pun tidak cepat bosan. Sebenarnya apa itu rotasi pekerjaan dan bagaimana strategi menjalankannya?
Mengenal Rotasi Pekerjaan
Terkadang sebuah perusahaan belum membutuhkan karyawan baru, tapi hanya membutuhkan perputaran tanggung jawab saja. Karena itu, di saat tertentu penting menerapkan rotasi pekerjaan. Supaya lebih paham, ini dia penjelasan tentang rotasi pekerjaan.
Definisi Rotasi Pekerjaan
Rotasi pekerjaan adalah salah satu metode yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan potensi karyawan. Dengan merotasi tugas dan tanggung jawab karyawan, maka karyawan bisa mencoba tantangan baru. Mungkin saja, dengan tanggung jawab yang baru ini justru karyawan akan menemukan atau bisa mengembangkan kemampuan mereka yang selama ini tidak terlalu digunakan di posisi sebelumnya.
Saat menerapkan rotasi pekerjaan, pada umumnya perusahaan akan menempatkan karyawan di posisi yang berbeda tapi tetap di level yang sama. Kecuali untuk karyawan yang sekaligus mendapatkan promosi, maka bisa dirotasi ke jabatan yang levelnya lebih tinggi. Rotasi pekerjaan umumnya dilakukan di dalam perusahaan yang sama, jadi antar divisi saja.
Tapi tak menutup kemungkinan juga rotasi pekerjaan dilakukan dengan memindahkan karyawan ke divisi perusahaan lain, yang masih di bawah satu induk (sister company). Rotasi pekerjaan biasanya sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari, tapi bisa juga terjadi secara mendadak, karena dilihat ada peluang yang potensial.
Rotasi pekerjaan pada umumnya memang programnya diajukan oleh perusahaan. Tapi ada juga perusahaan yang memberi peluang pada karyawannya untuk mengajukan rotasi pekerjaan. Jangka waktunya pun fleksibel, ada yang temporer dan ada yang permanen.
Tujuan Rotasi Pekerjaan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya tujuan rotasi pekerjaan adalah untuk mengembangkan potensi karyawan. Dengan tanggung jawab baru, karyawan dapat mempelajari ilmu maupun keterampilan baru. Karyawan pun jadi lebih paham akan operasional bisnis lebih luas. Ini juga peluang untuk karyawan mengeksplorasi peluang kariernya.
Rotasi pekerjaan juga dilakukan untuk menghindari kebosanan karyawan. Dengan tugas dan tanggung jawab yang selalu sama, mungkin saja mereka jenuh dan tidak bisa berkembang. Sementara dengan tantangan baru justru dapat menggali kemampuan karyawan lebih dalam.
8 Strategi Menerapkan Rotasi Pekerjaan
Memang rotasi pekerjaan dapat sangat membantu kondisi perusahaan. Tapi jika tidak dijalankan dengan strategi yang baik, justru berpotensi membuat operasional perusahaan berantakan. Karena itu, sebelum menerapkannya, harus tahu betul strategi apa saja yang bisa dilakukan. Berikut ini adalah 8 strategi menerapkan rotasi pekerjaan di perusahaan:
1. Pimpinan Perusahaan Setuju
Agar rotasi kerja bisa berjalan lancar, tentu saja membutuhkan persetujuan dari pimpinan perusahaan. Tanpa persetujuan pihak eksekutif, maka program rotasi kerja tidak bisa berjalan lancar. Mungkin juga program tetap berjalan tapi tidak tahan lama. Jika program telah disetujui dan dianggap sebagai investasi perusahaan, maka jalannya pun lebih lancar.
2. Tentukan Tujuan dan Rencana
Program rotasi kerja memang bisa terjadi secara mendadak karena dinilai memiliki peluang yang menjanjikan. Terlepas dari persiapan yang mendadak maupun sudah matang, tujuan program ini harus tetap direncanakan. Pihak yang merencanakan adalah manajer dan tim human resources (HR) yang bekerja sama.
Para pemimpin dan tim HR sejak awal harus sudah menetapkan apa tujuan program rotasi kerja. Misalnya tujuannya untuk promosi jabatan, mengembangkan keterampilan karyawan, menghindari rasa jenuh di tempat kerja, atau membentuk tim cadangan karena satu dan lain hal.
Selain menetapkan tujuan, para pemimpin dan tim HR juga harus menyusun rencana program. Misalnya saja dengan mengadakan pelatihan khusus agar karyawan yang akan dirotasi kurang-lebih tahu apa yang harus dilakukan di posisi yang baru. Dengan perencanaan, karyawan bisa segera beradaptasi dan tidak membuat suasana kerja jadi berantakan.
3. Melakukan Job Analysis
Sebelum rotasi, sebaiknya para pemimpin dan tim HR melakukan job analysis pada berbagai posisi yang akan dirotasi. Apa saja tanggung jawabnya, kemampuan strategis apa yang bisa dipelajari karyawan, dan lain sebagainya. Dengan begitu, karyawan bisa ditempatkan pada posisi yang tepat.
Misalnya karyawan A di posisi sebelumnya sudah andal dalam pembukuan. Maka saat menjalankan rotasi kerja, sebaiknya tidak ditempatkan di posisi pembukuan juga. Dengan tugas yang berbeda, karyawan A jadi punya kesempatan untuk mempelajari kemampuan lain.
4. Mengembangkan Proses Seleksi
Para pemimpin dan tim HR juga harus melakukan seleksi karyawan terlebih dahulu. Karyawan mana yang sepertinya berpotensi akan berkembang saat dirotasi. Ini dilakukan dengan melihat talenta dan kemampuannya satu-persatu.
5. Membuat Penulisan Kesiapan Kerja
Tidak semua karyawan sudah siap diikutsertakan dalam rotasi pekerjaan. Karena itu, perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu untuk menentukan kesiapan karyawan berdasarkan keterampilan mereka. Karyawan juga harus diberikan info lengkap mengenai program tersebut. Kalau bisa, disertakan dengan pembelajaran khusus, baik dilakukan di kantor maupun secara daring.
Hal lain yang cukup efektif adalah berkomunikasi langsung dengan karyawan yang akan dirotasi. Bicarakan programnya, berdiskusi mengenai rotasi, apa yang harus dilakukan, durasi rotasi, dan lain sebagainya.
6. Mengarahkan Seluruh Tim
Sebelum menjalankan program, sebaiknya manajer dan tim HR harus memberi arahan pada seluruh tim yang akan ikut serta dalam program. Strategi ini lebih baik karena sejak awal karyawan memahami program dan apa peran mereka serta tanggung jawabnya. Dengan begitu, proses rotasi bisa berjalan dengan lebih lancar.
7. Mendukung Proses Rotasi
Dukungan perusahaan terhadap program rotasi tidak hanya dilakukan di awal, utamanya dalam tahap perencanaan saja. Tapi harus selalu dilakukan secara berkelanjutan. Selama program dilakukan, sebaiknya program terus dimonitor.
Caranya adalah dengan selalu memeriksa program dan proyek yang sedang dijalankan oleh karyawan yang termasuk ke dalam proses rotasi kerja. Dengan begitu, perusahaan dapat memastikan bahwa program rotasi kerja mengalami kemajuan dan karyawan yang dirotasi pun mendapatkan manfaatnya.
8. Mengukur dan Mengakui Keberhasilan
Selain mendukung dan terus memantau program, tentu perusahaan juga harus melakukan evaluasi secara berkala. Ini adalah cara untuk menilai keberhasilan program rotasi kerja. Jika karyawan berhasil menjalankan tanggung jawab yang baru, maka ada baiknya perusahaan mengakui keberhasilan karyawan.
Jika karyawan diakui keberhasilannya dan mendapat apresiasi khusus, maka karyawan akan merasa lebih diapresiasi dan jadi lebih termotivasi untuk semakin maju. Secara tidak langsung, ini adalah cara yang baik untuk lebih cepat mencapai target perusahaan.
Akhir Kata
Rotasi pekerjaan dapat menjadi program yang tepat untuk mengembangkan potensi, sarana evaluasi karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan. Pengalaman tiap karyawan dapat bertambah, begitu juga dengan wawasan dan keterampilan yang makin bertambah luas.