Resources » Recruitment 101 » Permasalahan Rekrutmen Karyawan yang Paling Sering Terjadi

Permasalahan Rekrutmen Karyawan yang Paling Sering Terjadi

Share This Post!

Kesalahan recruter
Photo by cottonbro from Pexels

Ada kalanya, tim human resource dipusingkan ketika ada permasalahan rekrutmen seperti karyawan keluar, padahal baru dua bulan bekerja. Bahkan, saat melamar kerja, resume karyawan terlihat brilian, interview kerja juga sangat lancar, bahkan kelihatannya seperti seseorang yang serba bisa dan cepat tanggap. Namun, belum sampai tiga bulan setelah diterima bekerja, karyawan tersebut keluar dari pekerjaannya.

Padahal, menurut studi dari Center for American Progress, dibutuhkan biaya sekitar 20 persen dari gaji seorang karyawan, untuk mencari penggantinya. Jika angka turnover perusahaan tinggi, berarti besar sekali biaya yang Anda keluarkan.

Tapi, apa Anda tahu? Sebenarnya Anda bisa, loh, mendapatkan kandidat kerja terbaik untuk perusahaan, jika memahami apa permasalahan rekrutmen karyawan yang selama ini tidak disadari. Mari simak berbagai permasalahan rekrutmen karyawan yang paling sering terjadi.

Job Description Tidak Akurat

Berikan penjelasan tentang job untuk kandidat baru secara akurat, jelas dan jujur dalam lowongan pekerjaan Anda. Jika tidak, Anda pasti sulit mendapatkan kandidat yang memiliki skill dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Job description yang baik itu lebih dari sekedar pekerjaan sehari-hari yang akan dilakukan, namun juga fungsinya dalam sistem kerja perusahaan, dan seberapa besar tanggung jawabnya. Tidak perlu juga Anda berlebihan saat menjelaskan tentang posisi pekerjaan tersebut, yang wajar saja.

Gagal Merekrut dari Internal Perusahaan

Kadang kandidat terbaik itu sudah ada di dalam perusahaan! Sangat masuk akal jika Anda ingin merekrut karyawan untuk posisi baru, dengan kandidat yang berasal dari dalam perusahaan. Ini lebih menghemat biaya dan waktu jika dibandingkan dengan merekrut karyawan baru dari luar perusahaan.

Lagipula, karyawan lama sudah mengenal sistem kerja, value dan visi misi perusahaan. Kemungkinan besar dia akan bisa menguasai job desc barunya lebih cepat, jika diandingkan dengan karyawan yang benar-benar baru. Sayangnya, seringkali perusahaan gagal melakukan rekrutmen dengan cara ini.

Bergantung pada Hasil Interview

Sejumlah manajer hanya mengandalkan hasil interview dalam mengevaluasi kandidat yang potensial. Namun, apakah benar ini merupakan metode yang terbaik? Dalam bukunya terbitan tahun 2015 yang berjudul Work Rules!, Google executive senior Laszlo Bock menyampaikan bahwa interview itu membuang waktu. 

Hal tersebut karena interviewer bisa menghabiskan sebagian besar waktunya, hanya untuk menanyakan hal-hal terkait resume kandidat tersebut. Pasti kandidat mana pun akan menjawab ‘iya’ untuk mengesankan interviewer. Untuk mengenali skill kandidat yang sebenarnya, lakukan tes supaya Anda tahu seperti apa performa karyawan tersebut saat harus mengerjakan job desc-nya. Kenali kegagalan dalam tahap interview yang menghambat recruiter.

Bias Tertentu Saat Merekrut

Rekrutmen bergantung pada kemampuan Anda untuk membuat keputusan, yang berarti Anda harus menghindari biasyang tidak disadari. Mungkin saja, nih, Anda memiliki sentimen terhadap kandidat dengan kondisi tertentu, misalnya dilihat dari latar belakang, kelas sosial, etnis, usia atau gender mereka.

Maka dari itu, Anda harus sadar sepenuhnya bahwa Anda perlu bersikap terbuka dan menerima semua kandidat sesuai dengan skill-nya. Terlepas dari apapun kondisi mereka, ketika Anda bisa berpikiran terbuka dalam memilih kandidat, maka pilihannya pun jadi semakin luas bagi Anda. Ada lebih banyak kandidat yang kompeten yang bisa Anda rekrut, siapa tahu Anda bahkan mendapatkan karyawan yang terbaik dan loyal.

Kesimpulannya,

Merekrut karyawan baru itu merupakan proses yang membutuhkan biaya banyak dan waktu tidak sebentar. Jadi, penting bagi Anda untuk mendapatkan karyawan yang tepat. Dengan begitu, Anda tidak akan mengalami turnover terus-menerus.


Share This Post!
hello world!