Resources » Market Insights » Talent Gap » Skill Gap di Era Digital: Bagaimana HR dan Hiring Manager Bertindak?

Skill Gap di Era Digital: Bagaimana HR dan Hiring Manager Bertindak?

Share This Post!

skill gap analysis

Sebagai salah satu tantangan rekrutmen di era digital, kesenjangan kemampuan atau skill gap perlu ditindak dengan serius. Berdasarkan survei grup ekuitas Inggris dan AS ECI Partners, 18.3% dari HR menilai skill gap sebagai tantangan terberat.

Adanya gap pada kompetensi seorang kandidat, dapat memberikan dampak buruk bagi perusahaan. Dimulai dari ruang kerja yang tidak efektif, pegawai yang tidak mampu mengerjakan tugas secara optimal, hingga kinerja perusahaan yang menurun.

Sebab itu, HR dan hiring manager perlu memahami kessenjangan keterampilan yang dimiliki kandidat, dan bagaimana untuk meminimalisirnya. Apabila HR mampu mengatasi permasalahan tersebut, maka perusahaan dapat menghasilkan rekrutmen yang sukses.

Apa itu Skill Gap?

penyebab gap skills

Merupakan salah satu wujud dari skill mismatch, ada berbagai macam pengertian skill gap. Namun secara umum, kesenjangan keterampilan atau skill gap adalah ketidaksinambungan kemampuan yang dimiliki kandidat, dengan permintaan yang dibutuhkan dalam pekerjaan.

Pembahasan mengenai kesenjangan keterampilan ini mengacu kepada pengetahuan dan kemampuan. Pengetahuan yang dimiliki dapat berupa konsep, pemahaman, dan prinsip. Sedangkan keterampilan adalah keahlian memproses pengetahuan tersebut.

Jika disimpulkan, kesenjangan keterampilan merupakan gap kompetensi yang dimiliki ketika menghadapi tugas yang membutuhkan kemampuan. Dikutip dari IRL Review (Capelli, 2015), terdapat berbagai penyebab skill gap dalam pasar tenaga kerja, yaitu:

  • Perubahan struktural dalam tuntutan pekerjaan. Adapun perubahan ini dinilai berdasarkan perubahan ekonomi dan pasar tenaga kerja. Selain itu, adanya pengisian data ketersediaan dalam tenaga kerja juga memiliki pengaruh besar.
  • Perubahan yang cenderung memihak ke kemampuan teknologi. Hal ini didasari ide yang menyebutkan perkembangan teknologi membutuhkan kemampuan pekerja. Pengenalan teknologi yang baru akan semakin menaikkan permintaan kemampuan (Tinbergen, 1974).
  • Permasalahan dalam pendidikan dan pelatihan. Perbandingan dan ekspektasi perusahaan terhadap kandidat dapat melebarkan kesenjangan kemampuan. Hal ini dapat berupa perbandingan lintas negara, nilai akademik, dan rekam jejak pendidikan.

Baik kesenjangan atau kemampuan merupakan hal yang penting ketika ingin merealisasikan kondisi perusahaan. Dengan begitu, maka perusahaan dapat melakukan evaluasi dan improvisasi mengenai kualitas karyawan.

Dampak Skill Gap pada Rekrutmen

penyebab gap skills

Adanya kesenjangan kemampuan dalam rekrutmen, akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri dan tenaga kerja. Laporan tahun 2018 dari Deloitte mengabarkan bahwa kesenjangan ini dapat meninggalkan 2.4 juta posisi kosong.

Dampak yang dirasakan tidak hanya terjadi secara global. Selain kesulitan dalam mengalokasikan tenaga kerja, ada berbagai dampak yang juga diterima perusahaan individual. Adapun berbagai macam pengaruh dari gap kompetensi adalah:

  • Biaya tambahan untuk pelatihan karyawan. Dilansir dari TalentGuard, kesenjangan kemampuan sudah menghabiskan perekonomian AS sebesar $13 miliar per bulan.  HR terpaksa harus menyewa freelancer yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
  • Waktu yang terbuang akibat pemilihan kandidat yang salah. Hal ini mengakibatkan adanya delay untuk perkembangan perusahaan. Dampaknya paling berpengaruh pada jam kerja perusahaan yang sudah cukup padat.
  • Penurunan produktivitas perusahaan. TalentGuard juga mengklaim bahwa 70% responden survei, menilai adanya penurunan produktivitas karena masalah tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan, serta ketidakpuasan klien.
  • Ketidakmampuan bersaing melawan kompetitor perusahaan. Penurunan perusahaan yang disebabkan kesenjangan kemampuan akan memberikan kesempatan bagi pesaing. Secara jangka panjang, ini akan dapat membuat perusahaan tak mampu bersaing.

Sebab itu, mengidentifikasi skill gap dalam rekrutmen merupakan hal yang penting bagi rekrutmen perusahaan. Selain menghindari potensi buruk yang menimpa perusahaan, perusahaan dapat menghasilkan kandidat yang lebih berkualitas dan produktif.

Cara Mengatasi Skill Gap

cara atasi kesenjangan keterampilan

Meskipun menjadi ancaman serius bagi produktivitas perusahaan, skill gap bukan masalah yang tidak dapat diselesaikan. Ada beberapa hal yang dapat HR atau hiring manager lakukan agar kesenjangan teridentifikasi dengan akurat dan mudah dicari jalan keluarnya.

Mengevaluasi Kebutuhan Keterampilan

Setelah mengetahui skill gap dan tantangan yang akan dihadapi, lantas apa yang harus dilakukan oleh HR dan hiring manager? Upaya yang umumnya bisa dilakukan adalah dengan menerapkan skill gap analysis.

Dalam analisis ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan keterampilan untuk pekerjaan tertentu. Caranya adalah dengan melakukan penilaian terhadap kebutuhan keterampilan. Dalam evaluasi, HR dan hiring manager perlu memikirkan:

  • Apa kemampuan penting yang diperlukan untuk mengerjakan tugas, serta mencapai tujuan perusahaan?
  • Apa kemampuan yang saat ini sedang dibutuhkan dalam dunia rekrutmen?
  • Apa pekerjaan yang akan lebih dibutuhkan perusahaan untuk kedepannya?

Selain itu, evaluasi kebutuhan keterampilan juga perlu dilakukan dengan teratur. Hal ini berguna untuk memastikan, bahwa kandidat cocok untuk pekerjaan yang diberikan. Pastikan untuk mempertimbangkan evaluasi kembali agar lebih optimal.

Mencari Kandidat dengan Keterampilan yang Dibutuhkan

Setelah menganalisis kesenjangan skill, HR dan hiring manager juga perlu mencari kandidat yang sesuai dengan keterampilan. Hampir 36% perusahaan secara global tidak mampu mengidentifikasi kandidat yang sesuai keterampilan.

Lantas, bagaimana caranya HR dan hiring manager dapat mencari kandidat yang tepat? Yaitu dengan melalui program pelatihan rekrutmen dan seleksi dari jaringan profesional. Training tersebut memberikan manfaat bagi HR/hiring manager untuk dapat:

  • Mengetahui dampak buruk yang akan dibayar perusahaan apabila melakukan rekrutmen dan seleksi yang tidak sesuai.
  • Memiliki pemahaman yang kuat tentang kebutuhan keterampilan dan industri yang bersangkutan.
  • Mengetahui persyaratan mutlak dan persyaratan ingin, bagi setiap posisi yang akan diberikan kepada tiap kandidat.

Selain program pelatihan, HR dan hiring manager juga perlu mempelajari talent management system. Sistem ini akan membuat HR dan hiring manager memahami penilaian yang tepat, untuk menilai apakah kandidat mampu membantu perusahaan.

Mengevaluasi Kandidat untuk Kecocokan

Skill gap sudah diekspektasikan dan tak dipungkiri bakal terjadi di setiap perusahaan. Sebab itu, dengan improvisasi dan analisis yang tepat, perusahaan dapat memperbaiki isu yang terjadi secara internal. Lalu, apa lagi yang bisa dilakukan?

HR dan hiring manager dapat mengevaluasi kandidat untuk kecocokan dengan kebutuhan keterampilan. Caranya adalah dengan melakukan tes wawancara terstruktur (structured interview). Dalam wawancara ini, HR/manager dapat:

  • Fokus terhadap kompetensi dari posisi yang akan diberikan kepada kandidat yang diterima.
  • Menghasilkan data analisis gap kompetensi yang dapat dibandingkan dan dievaluasi.
  • Mengurangi bias hiring dari potensi kandidat, sehingga kandidat mendapatkan pekerjaan yang sesuai keterampilan.
  • Menilai keterampilan teknis dan non-teknis, serta kemampuan untuk bekembang dan belajar.

Dilansir dari Global Recruiting Trends 2018 dari LinkedIn, sekitar 74% dari HR profesional selalu menggunakan wawancara yang terstruktur. Hasilnya, 88% HR professional menilai bahwa wawancara ini lebih efektif dalam mengevaluasi kandidat.

Membangun Keterampilan Karyawan

Selain melakukan evaluasi, HR dan hiring manager juga dapat membantu karyawan membangun keterampilan yang dibutuhkan pada pekerjaan. Misalnya, melalui program training untuk mengembangkan kemampuan karyawan yang diterima.

Dalam mengembangkan keterampilan, HR dan hiring manager dapat mengevaluasi seperti apa skill gap example yang ada. Lalu, kesenjangan tersebut dapat diminimalisasikan dengan melatih kemampuan yang diperlukan oleh karyawan.

Dengan membangun keterampilan karyawan, skill gap di perusahaan dapat berkurang, serta meningkatkan produktivitas dan kepuasaan kerja. HR dan hiring manager secara tidak langsung meningkatkan pasar tenaga kerja.

Itu dia penjelasan mengenai skill gap, mulai dari tantangan, dampak, dan apa yang bisa dilakukan oleh HR dan hiring manager. Meminimalisirkan kesenjangan kemampuan akan dapat meningkatkan pelibatan kandidat, hingga efisiensi dari perusahaan.

Kesimpulannya, HR dan hiring manajer perlu memahami penyebab masalah kesenjangan tersebut, dan seperti apa kebutuhan keterampilannya. Hal ini, akan membuat perusahaan dapat mempertahankan kinerjanya untuk beberapa tahun yang akan datang.

Jangan sampai salah dalam memilih karyawan untuk perusahaan Anda. Dengan match recruitment, Anda dapat menghadapi tantangan skill gap di era digital, dengan memilih kandidat sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan.


Share This Post!
hello world!