Resources » Recruitment Advice » Kendala yang Sering Menjadi Hambatan Besar dalam Proses Rekrutmen

Kendala yang Sering Menjadi Hambatan Besar dalam Proses Rekrutmen

Share This Post!

kendala rekrutmen

Rekrutmen pekerjaan mungkin menjadi hal yang ditakuti oleh para pelamar kerja. Namun pada kenyataannya, proses ini juga dapat menjadi tantangan besar bagi perusahaan karena harus menemukan kandidat yang cocok dengan spesifikasi pekerjaan yang telah ditetapkan. Target inilah yang kemudian memicu terjadinya kendala rekrutmen. Hambatan rekrutmen dapat menjadi masalah serius, terutama bagi perusahaan, karena dapat membuat proses seleksi berjalan tidak efektif atau bahkan salah merekrut karyawan untuk menempati posisi tertentu.

Masalah dalam rekrutmen karyawan sendiri ada bermacam-macam. Misalnya saja, memasang ekspektasi terlalu tinggi pada pelamar, tergesa-gesa dalam memberikan penawaran kerja, sampai dengan kegagalan mendapatkan kandidat terbaik yang dibutuhkan. Supaya terhindari dari situasi tersebut, ada baiknya untuk mengenal berbagai kendala rekrutmen dan menemukan solusinya terlebih dahulu, seperti berikut ini.

Diskriminatif

diskriminasi

Diskriminatif adalah sikap membedakan secara tidak adil pada suatu aspek yang dimiliki oleh kandidat, misalnya memandang salah satu jenis kelamin lebih unggul untuk pekerjaan tertentu. Umumnya, sikap diskriminatif bukanlah representasi dari perusahaan namun lebih kepada sikap personal dari recruiter yang melakukan rekrutmen atau wawancara kerja. Kendala rekrutmen ini dapat merugikan perusahaan karena berpotensi merusak citra perusahaan serta menghilangkan kesempatan mendapatkan kandidat terbaik yang cocok untuk menempati posisi tertentu.

Pihak recruiter sebaiknya bersikap lebih objektif dan menggunakan spesifikasi pekerjaan sebagai panduan dalam melakukan proses seleksi. Dengan mengikuti spesifikasi yang ada, diharapkan sikap diskriminatif dapat dihindari karena bibit unggul dapat berasal dari manapun dan siapapun.

Menolak Kandidat Overqualified

Masalah rekrutmen dan seleksi karyawan selanjutnya adalah menolak kandidat yang memiliki kualifikasi lebih tinggi daripada yang diminta atau overqualified. Terkadang pihak perusahaan berpikir bahwa kandidat dengan kualifikasi lebih akan cepat merasa bosan dengan posisi tersebut sebab merasa kurang tertantang. Dikhawatirkan hal ini membuatnya kurang termotivasi untuk bekerja dan memutuskan resign dalam waktu yang singkat. Akhirnya perusahaan harus mengulang proses rekrutmen lagi demi mendapatkan penggantinya.

Padahal, kandidat overqualified tidak selalu menjadi ancaman jika disikapi dengan lebih bijak. Dengan kualifikasi lebih, orang tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, terlepas seberapa singkat dia bekerja di sana. Supaya karyawan overqualified dapat merasa lebih nyaman berada di posisi tersebut, pihak perusahaan dapat menawarkan kompensasi berupa bonus, jenjang karir yang bagus dan lain sebagainya.

Merekrut Tanpa Tahu Apa yang Dicari

hambatan rekrutmen

Spesifikasi pekerjaan memang dapat diandalkan sebagai panduan untuk melihat kualifikasi kandidat. Namun, ada kalanya pihak perusahaan justru melenceng dari rambu-rambu ini sehingga tidak tahu apa yang sebenarnya dicari dari seorang kandidat. Hal ini dapat menjadi kendala rekrutmen yang cukup fatal, karena hanya akan membuang waktu perusahaan. Lebih parahnya lagi, bukan tidak mungkin perusahaan jadi salah memilih orang untuk menempati jabatan tertentu.

Sebagai recruiter, perusahaan sebaiknya tahu sejak awal kandidat dengan kualitas seperti apa yang dicari. Jika spesifikasi pekerjaan saja tidak cukup untuk menjadi pemandu, menggunakan deskripsi pekerjaan yang sudah dirumuskan sejak awal juga dapat menjadi solusi. Duo deskripsi dan spesifikasi akan saling melengkapi untuk menentukan ekspektasi perusahaan terhadap karyawannya.

Membuat Job Description Tidak Akurat

Kendala rekrutmen selanjutnya bersumber dari deskripsi pekerjaan yang tidak akurat. Membuat deskripsi pekerjaan yang akurat sangat membantu perusahaan dalam menjelaskan tugas dan tanggung jawab kandidat di posisi tertentu. Sehingga pelamar mendapatkan gambaran, pekerjaan seperti apa yang harus dilakukannya di tempat tersebut. Deskripsi yang tidak akurat berpotensi menimbulkan kesalahan dalam memilih kandidat dan nantinya memengaruhi performa perusahaan.

Jika pihak perusahaan mengalami kesulitan menyusun deskripsi pekerjaan, ada baiknya menghubungi perusahaan headhunter yang akan bekerja sama dengan HRD untuk menemukan deskripsi yang tepat. Dengan begini, informasi yang diberikan kepada pelamar lebih valid dan akurat sehingga masalah perekrutan dapat diminimalkan.

Terlalu Cepat Berharap

terlalu cepat berharap

Masalah rekrutmen terakhir adalah perusahaan terlalu cepat berharap. Hanya karena menginginkan performa unggul, bukan berarti kandidat yang potensial namun belum memenuhi ekspektasi perusahaan tidak layak diberi kesempatan. Ada banyak hal yang memerlukan adaptasi bagi karyawan baru, mulai dari budaya tempat kerja sampai tugas yang harus dilaksanakan.

Perusahaan dapat mencoba lebih realistis dan tidak memasang ekspektasi yang terlalu tinggi terutama pada kandidat yang baru saja diterima. Selama kualifikasi umum terpenuhi dan memiliki komitmen serta dedikasi tinggi. Sudah menjadi tugas recruiter untuk memberikan bimbingan dan arahan agar kandidat dapat memenuhi harapan perusahaan.

Menunggu Kandidat Sempurna

Semua perusahaan pasti berharap mendapatkan kandidat terbaik yang mampu memberikan performa mengagumkan di jabatan yang ditawarkan. Masalahnya, tidak ada kandidat yang sempurna selama apapun perusahaan menunggu dan mencari. Jika terlalu fokus di sini, recruiter hanya membuang waktu dan kesempatan karena bisa jadi selama proses rekrutmen, terdapat kandidat potensial yang malah terlewatkan.

Daripada menunggu kandidat yang tanpa celah, akan lebih baik bagi perusahaan untuk fokus melihat potensi yang dimiliki oleh para pelamar yang lolos ke tahap seleksi selanjutnya. Selama potensi itu ada, perusahaan dapat memberikan pelatihan dan bimbingan agar performanya lebih baik lagi nanti.

Solusi Mengatasi Masalah Dalam Rekrutmen Karyawan

talent community

Membuat Komunitas Talent

Agar tidak melakukan rekrutmen berulang ketika belum mendapatkan kandidat yang benar-benar cocok untuk mengisi suatu posisi, perusahaan dapat membuat komunitas talent. Perkumpulan ini beranggotakan para talent atau kandidat yang berpotensi mengisi suatu jabatan, yang telah menjalani proses seleksi sebelumnya. Dengan adanya komunitas talent ini perusahaan dapat menghemat waktu serta biaya untuk melakukan rekrutmen ketika membutuhkan karyawan baru.

Kumpulkan Umpan Balik dari Kandidat

Terkadang masalah rekrutmen terjadi karena metode yang digunakan kurang tepat dan perusahaan tidak menyadarinya. Untuk dapat membuat perubahan dan perbaikan pada sistem seleksi rekrutmen kerja, perusahaan dapat mengumpulkan umpan balik dari para kandidat yang telah menjalani proses seleksi. Dengan menerima masukan, saran serta opini dari para pelamar, bukan tidak mungkin perusahaan menemukan kelemahan metode perekrutan yang sebelumnya tidak disadari. Perubahan inilah yang di masa depan dapat memudahkan proses seleksi dengan lebih sedikit masalah. .

Tentukan Daya Tarik Perusahaan

Daya tarik perusahaan menjadi magnet bagi kandidat untuk tetap berada di perusahaan tersebut. Lingkungan kerja yang ramah dan suportif, kesempatan pengembangan diri sampai bonus performa atau tahunan menjadi contoh daya tarik yang sulit untuk ditolak. Selain sebagai bentuk penghargaan, daya tarik ini dapat membuat kandidat lebih betah, loyal dan termotivasi untuk memberikan performa terbaik untuk perusahaan sehingga lebih mudah pula untuk melakukan rekrutmen karyawan baru selanjutnya.

Gunakan Sistem Rekrutmen yang Baik

Sistem perekrutan yang buruk atau ketinggalan zaman dapat menjadi sumber masalah saat rekrutmen pegawai dilakukan. Misalnya saja rekap data yang dilakukan secara manual padahal jumlah pelamar lebih banyak dari sebelumnya. Hal ini hanya membuang waktu dan tenaga recruiter, begitu juga dengan kandidat.

Oleh sebab itu, ada baiknya untuk menggunakan sistem rekrutmen yang baik dan terkini, contohnya yang berbasis online sehingga lebih mudah dalam melakukan penghimpunan data hingga kandidat resmi terpilih dan diterima untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Selain itu, menggunakan jasa headhunter atau executive searcher juga dapat mempermudah proses pencarian kandidat yang tepat untuk perusahaan kamu.


Share This Post!
hello world!